SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

GERBANGPRAJA DALAM RANGKA RESTORASI SOSIAL

(Last Updated On: 30 July 2019)

EMHA: JADILAH MANUSIA JAWA 100%

( Jumat, 26 Juli 2019) Acara malam yang dihadiri oleh anggota SAR DIY  penuh semangat layaknya semangat restorasi sosial sebagaimana yang digagas oleh Dinas Sosial DIY, sesungguhnya sinergis dengan semangat SAR DIY yang memiliki jiwa penolong tanpa pamrih. Anggota SAR adalah sufi-sufi muda yang mengerjakan perbuatan baik tanpa bayaran, yang selaras setidaknya dengan dua ayat Al-Quran,” Ikutilah orang yang tiada meminta upah, dan mereka adalah orang yang mendapat petunjuk (QS Yasin 20-21). Mengapa? Karena restorasi sosial adalah upaya untuk mengembalikan sesuatu yang hilang, yang dalam hal ini adalah nilai-nilai sosial, khususnya nilai-nilai budaya jawa.

Demikian dikatakan oleh Emha Ainun Najib dalam acara Saresehan Restorasi Sosial Gerbangpraja dengan tema, SAR DIY Kangen Caknun, bertempat di Balai Desa Wirokerten Kec. Banguntapan Kab. Bantul

Lebih lanjut Emha menambahkan, bahwa globalisasi yang selama ini terjadi telah banyak menggerus nilai-nilai budaya Jawa sehingga orang Jawa hilang Jawanya. Orang menjadi rendah ketika bicara budaya jawa seakan-akan jika berbicara atas nama budaya Jawa menjadi dicap primordial, Jawa sentris, dan dianggap tidak selaras terhadap budaya nasional, dan bahkan dianggap berbeda dengan ajaran agama. Menurut Emha, justru orang Jawa tidak boleh kehilangan nilai-nilai budayanya.

simbolis penyematan PIN Gerbangpraja kepada anggota SAR DIY
Kepala Dinas Sosial DIY, Drs. Untung Sukaryadi, MM memberikan sambutan dan membuka acara
dari kiri ( wakil bupati Bantul, Ian L Betts, Cak Nun, Komandan SAR DIY, Kepala DInas Sosial DIY)

“Jangan sampai jadi orang yang sebagian Jawa, separuh Jawa, tetapi jadilah orang yang seratus persen Jawa,” kata Emha yang langsung disambut riuh tepukan sekitar 1000 anggota SAR yang memadati balai desa Wirokerten.

Maka, ajak Emha, masyarakat dan pemerintah perlu menggalang restorasi sosial, yaitu mengembalikan kearifan lokal pada masyarakat DIY.

Mengemukanya fenomena intoleransi dan kekerasan di DIY akhir-akhir ini diyakini merupakan salah satu gejala bagaimana masyarakat DIY mulai berjarak dengan nilai-nilai budayanya. Sudah sejak berabad-abad, bahkan sebelum ada negara Indonesia, masyarakat Jawa sebagaimana yang ada di Jogja, begitu harmonis menjunjung tinggi nilai kehidupan, anti kekerasan dan bisa hidup berdampingan dalam keberagaman. Sehingga dalam analoginya, di  Jogja masyarakat tidak perlu bertanya apakah agama atau pilihan politik seseorang ketika ada orang yang butuh pertolongan. Langsung diberikan pertolongan terbaik. Itu saja, dan itu pula yang harus dilakukan oleh Anggota SAR DIY.

Dalam kesempatan yang sama, Drs Untung Sukaryadi, MM yang berkenan membuka acara tersebut, mengajak masyarakat DIY, khususnya anggota SAR, untuk bersama-sama terlibat dalam restorasi sosial, khususnya budaya Jawa yang demikian kaya akan nilai-nilai sosial dengan filosifi tinggi, yang kemudian tergerus oleh gelombang globalisasi sehingga justru yang terjadi adalah masyarakat Jawa yang kehilangan nilai budayanya. Identitas budaya yang paling kuat, adalah adanya aksara lokal, yaitu aksara Jawa yang dikenal dengan Hanacaraka. Maka, pilihan dinas sosial dalam rangka restorasi sosial adalah dengan memulai gerbangpraja yang merupakan singkatan dari Gerakan Bangga Penggunaan Aksara Jawa.

Emha mendukung upaya tersebut. Menggarisbawahi bahwa aksara adalah warisan yang tidak sederhana. Aksara berbeda dengan huruf yang tidak memiliki makna apapun, karena aksara adalah simbol yang sarat makna, khususnya aksara jawa yang merupakan suatu bangunan cerita dengan makna filosofi tinggi.

Kepada Feriawan, wartawan dari web dinsos DIY, secara khusus Emha menambahkan bahwa upaya restorasi sosial yang diinisiasi oleh Dinas Sosial DIY akan berhasil, dengan syarat harus selaras dengan pembacaan persoalan dan aspirasi masyarakat, sehingga tidak hanya berjalan top-down, tetapi menjadi suatu sinergi yang kuat.

Acara tersebut dihadiri oleh Komandan SAR DIY Brotoseno yang lebih akrab dipanggil ndan BS, Wakil bupati Bantul dan Pak Ian L. Betts pria kelahiran Inggris yang peduli dengan budaya jawa yang dalam kesempatan ini memberikan gambaran posisi Jawa dan Nusantara di dalam persoalan dunia dan permasalahan global saat ini.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan penyerahan dan sekaligus pemakaian jaket berserta penyematan pin Gerbangpraja oleh kepala Dinas Sosial DIY kepada perwakilan anggota SAR DIY.

57760cookie-checkGERBANGPRAJA DALAM RANGKA RESTORASI SOSIAL

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu 18 + = 20