SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

DINAS SOSIAL DIY MEMBENTUK SATRIYO DI 10 LOKASI SE-DIY DI TAHUN 2023

(Last Updated On: 20 September 2023)
Dokumentasi : DINSOS DIY

Sebanyak 10 Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sasaran dari pembentukan Satriyo, meliputi Kota Yogyakarta (SDN Suryowijayan), Kabupaten Bantul (SDN 1 Kretek, SDN 1 Sanden, SDN Pucung), Kabupaten Kulon Progo (SDN Ngebung Beran, SDN 1 Samigaluh), Kabupaten Gunungkidul (SDN Pilangrejo), Kabupaten Sleman (SDN Jaten, SDN Umbulharjo 2, SDN Nganggrung). Lokasi yang dipilih berada di wilayah yang terdapat Kampung Siaga Bencana (KSB) yang merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Waktu pelaksanaan pembentukan Satriyo untuk pertemuan pertama pada bulan Februari, sedangkan pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan pada bulan September 2023.

Pelatihan yang diberikan mencakup tentang pengenalan Satriyo, pemahaman tentang mitigasi bencana di lingkungan sekolah, “Mandala Diri” (proses pengenalan diri yang disampaikan melalui gambar), pemetaan lingkungan sekolah dengan denah balok. Kesamaptaan berupa baris berbaris serta yel-yel. Selain itu Satriyo dibekali dengan etika/sopan santun, menghindari konflik sosial dengan menjunjung tenggang rasa, membangun solidaritas, dan tanggung jawab. Satriyo juga diberikan kesempatan untuk memberikan sosialisasi tentang pengurangan resiko bencana kepada teman-temannya di kelas 1-6, sebelum dilaksanakan simulasi respon terhadap bencana gempa bumi. Adapun para instruktur merupakan para pengurus FK Tagana DIY, dan turut menyertai perwakilan dari Tagana wilayah dimana kegiatan pembentukan Satriyo ini dilaksanakan.

Dokumentasi : DINSOS DIY

Mewakili Ibu Kepala Dinas Sosial DIY, Sigit Alifianto, SE, MM selaku Kepala Bidang Perlindungan Sosial pada Rapat Koordinasi Pengurus Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Markas Komando Tagana DIY, mengharapkan kepada para pihak yang terlibat dalam kegiatan pembentukan Satriyo, harus benar-benar memahami urutan/tahapan pelaksanaannya secara utuh dari pertemuan pertama, kedua hingga selesai pada pertemuan ketiga, karena program ini merupakan kaderisasi dan pengenalan lebih dini tentang Tagana dalam tugas penanggulangan bencana. Ia juga menitipkan pesan untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak sekolah yang telah bersinergi dalam membangun kesiapsiagaan di sekolah dengan Progam Satriyo. Maksud dilaksanakannya Program Satriyo adalah untuk mengenalkan siswa atas pengetahuan respon saat terjadi bencana dan mampu menyelamatkan diri secara mandiri, sekurang-kurangnya mampu mencari tempat berlindung sampai dirasa aman. Satriyo menjadi Tim Siaga di Sekolah, yang juga melakukan upaya kesiapsiagaan bencana, mengenali poteni bencana di sekitar sekolah dan pemahaman tentang pengetahuan cara melindungi diri, cara meminta pertolongan, dan berkomuikasi dengan lingkungan saat terjadi bencana pada saat jam pelajaran di sekolah sedang berlangsung.

Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun Tagana ke-18 Tahun 2022 di Yogyakarta, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta merilis Program Sahabat Tagana Junior Istimewa Yogyakarta (Satriyo) yang merupakan pengembangan program Tagana Masuk sekolah (TMS). Inisiasi terbentuknya Satriyo ini langkah terpadu dan berkesinambungan untuk membangun kesiapsiagaan terhadap bencana, melalui penguatan personal siswa dalam kemampuan melindungi diri.

Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) memulai program pengurangan resiko bencana berbasis sekolah sejak tahun 2010, utamanya perhatian terhadap pengenalan pengurangan resiko bencana sejak usia dini atau usia anak-anak, berangkat dari kejadian di Kecamatan Dlingo adanya longsor yang berdampak pada meninggalnya salah satu siswa, kemudian menginisiasi terselenggaranya sosialisasi tentang kebencanaan di sekolah dengan nama Sekolah Siaga Bencana (SSB), kemudian program tersebut dalam Jambore Tagana di Palembang tahun 2013 diperkenalkan secara lebih luas dengan sebutan Tagana Goes to School (TGTS) dan sekarang oleh Presiden Joko Widodo diganti menjadi Tagana Masuk Sekolah (TMS).

Terakhir di tahun 2019 Edukasi Kesiapsiagaan Masyarakat dalam penanggulangan bencana yang ditujukan kepada siswa sekolah ini disebut sebagai program Tagana Masuk Sekolah (TMS) oleh Kementerian Sosial, dengan keluarnya Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2019 dan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Mitigasi Kebencanaan pada SAHABAT Pendidikan melalui Program Tagana Masuk Sekolah (TMS).

================

AC

381780cookie-checkDINAS SOSIAL DIY MEMBENTUK SATRIYO DI 10 LOKASI SE-DIY DI TAHUN 2023

Tentang penulis