SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

SEMINAR REGIONAL PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL KGPAA PAKU ALAM VIII

(Last Updated On: 6 September 2019)
Penyerahan Naskah Akademik dan Buku “Sang Adipati”
Penandatanganan Poster 22 Tahun Penggalian Data dan Testimoni KGPAA Paku Alam VIII

Semua elemen masyarakat dan pemerintah daerah DIY menyatakan kebulatan tekad untuk mengusulkan gelar Pahlawan Nasional bagi KGPAA Paku Alam VIII. Tetapi kehendak dari masyarakat dan pemerintah DIY tersebut tidak serta merta terwujud. Meskipun sudah dirintis selama 22 tahun, yakni sejak tahun 1997 sampai 2019 dengan segenap upaya penggalian data, testimoni, dan penggalangan aspirasi, semua itu harus melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam UU No.20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Untuk itulah Dinas Sosial selaku representasi Pemerintah Daerah DIY menggelar seminar regional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional KGPAA Paku Alam VIII yang bertajuk: “Pejuang Negarawan dan Negarawan Pejuang”. Seminar nasional ini menjadi salah satu syarat proses pengusulan gelar pahlawan nasional. Disyaratkan sesuai UU, proses pengusulan gelar pahlawan nasional diusulkan dari bawah ke atas.

Bertempat di Ruang Nakula Sadewa Hotel Grand Inna Malioboro, seminal yang diadakan pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 ini juga menyertakan pameran foto data arsip dan peluncuran buku pertama seri kepahlawanan KGPAA Paku Alam VIII. Dengan adanya seminar ini, seluruh data, testimoni, dokumentasi baik dalam bentuk buku, naskah akademik dan dokumentasi foto bersejarah dapat diketahui oleh elemen masyarakat, sekaligus menjadi wadah bagi penggalangan testimoni dan aspirasi tentang kepahlawanan KGPAA Paku Alam VIII. Dengan demikian, materi kepahlawanan KGPAA Paku Alam VIII menjadi lebih kaya dan lebih lengkap.

Pada kesempatan pertama Ketua Panitia Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk KGPAA Paku Alam VIII dari Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Ir Djagal Wiseso Marseno, M.Agr melaporkan, untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional tidaklah mudah karena pada dasarnya gelar pahlawan adalah sebagai bentuk pengakuan oleh masyarakat yang diberikan kepada seseorang yang telah sangat berjasa dalam mengembangkan bidang-bidang tertentu demi kemajuan bangsa dan negara dan KGPAA Paku Alam VIII telah berjasa di berbagai bidang diantaranya bidang Pendidikan, Pemerintahan, Kemiliteran, Kesehatan, Budaya dan Olah Raga.

Hadir sebagai pembicara dalam sesi pertama seminar ini adalah Ki Priyo Dwi Arso, Ir Subekti Narto, Bp Samdi yang masing-masing menyampaikan presentasi tentang riwayat kepahlawanan KGPAA Paku Alam VIII dalam bidang pendidikan, pemerintahan, dan kemiliteran. Sesi ini dimoderatori Drs. Darto Harmoko. Dilanjutkan sesi kedua yang menampilkan dr. Noerdjati Arjono, Prof. Dr. Djoko Suryo (UGM) dan Prof. Dr. Joko Pekik (Ketua KONI DIY) yang masing-masing berbicara tentang riwayat kepahlawanan KGPAA Paku Alam VIII dalam bidang Kesehatan, Kebudayaan dan Olahraga dengan moderator Dr. Sudibyo, M.Hum.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutan yang dibacakan oleh Ir. Arofah Nur Indriani, M.Si menyatakan bahwa peranan KGPAA Paku Alam VIII sangat besar, yaitu sejak perjuangan kemerdekaan RI, masa pergerakan nasional, tahun-tahun awal proklamasi kemerdekaan RI hingga masa-masa sesudahnya. Bersama dengan Sri Sultan HB IX, Kasultanan dan Paku Alaman ketika itu menjadi dwitunggal, dua pemimpin, dengan tekat bulat bergabung dengan Republik Indonesia tanpa ada keraguan sama sekali. Integralitas keduanya sering disebut sebagai Dwi Tunggal Raja Yogyakarta. Kiprah KGPAA Paku Alam VIII dalam mendukung RI pada masa kemerdekaan terus berlanjut. Mulai dari peranannya dalam hal kemiliteran, yakni dengan mendukung para gerilyawan mengusir Belanda dalam agresinya di wilayah Yogyakarta, juga dalam hal sosial politik mengupayakan terus tegaknya Republik Indonesia dalam melewati masa-masa sulit di awal kemerdekaan.

Bagi Sultan Hamengku Buwono X, perjuangan Dwi Tunggal Raja Yogyakarta tersebut dalam mempertahankan RI tidak diragukan lagi. Sejarah memberikan banyak bukti loyalitas tanpa pamrih kedua beliau tersebut yang masing-masing saling melengkapi kekurangan untuk bekerjasama demi mempertahankan kemerdekaan RI. Bagi Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Paku Alam VIII adalah seorang tokoh pejuang, figur atau pribadi yang sepi ing pamrih rame ing gawe, seorang priyayi yang modern, seorang yang aktif dalam organisasi olahraga dan kebudayaan. Maka tidak diragukan lagi, dengan semua bukti sejarah tersebut, maka usulan gelar pahlawan bagi KGPAA Paku Alam VIII sudah selayaknya didukung.

Dalam Sesi I, seluruh pembicara menyampaikan data, fakta dan kesaksian sejarah perjuangan KGPAA Paku Alam VIII mulai dari perilaku disiplin dan modern, kepeloporan dalam perintisan pendidikan dan dukungannya terhadap berdirinya lembaga-lembaga pendidikan, karir dalam pemerintahan, serta kesaksian dalam militer, diantaranya bersama dengan Sultan HB IX memberikan dukungan secara penuh kepada RI di awal kemerdekaan, memberikan perlindungan bagi Sukarno-Hatta selaku Proklamator RI dari usaha pembunuhan Belanda dengan membawanya ke Yogyakarta dalam misi rahasia menaiki kereta api. Paparan dari para pembicara direspon positif oleh peserta seminar yang terdiri dari berbagai elemen seperti para veteran, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, TNI dan Polri yang menyatakan dukungannya untuk menyegerakan penganugerahan gelar pahlawan bagi KGPAA Paku Alam VIII.

Sesi I seminar berlangsung disaksikan dengan antusias
Pembicara sesi I
Peserta seminar

Sementara pada Sesi II, dipaparkan bagaimana KGPAA Paku Alam VIII memiliki peran di dunia kesehatan dengan mengawali dukungan gerakan imunisasi sehingga terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat DIY di waktu itu. KGPAA Paku Alam VIII juga memiliki peran dalam dunia olah raga yang tidak hanya dimaknai sebagai kompetisi fisik belaka, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan harga diri bangsa di dunia dengan memenangkan kompetisi-kompetisi olah raga tingkat Internasional. Beliau juga berjasa dalam memasyarakatkan olah raga panahan tradisional serta berkuda.

Pembicara Sesi II

Kepala Dinas Sosial DIY, Untung Sukaryadi, memberikan apresiasi tinggi kepada peserta dan partisipan dalam seminar ini. Apresiasi tersendiri disampaikan kepada para veteran yang seluruhnya lansia yang bersemangat menjadi peserta seminar. Bagi Untung Sukaryadi, para veteran sebagaimana lanjut usia pada umumnya, memiliki tempat tersendiri bagi Dinas Sosial DIY. Dinas Sosial DIY memandang para lanjut usia sebagai penjaga nilai budaya, pelaku transfer budaya, serta penyangga budaya.

Memahami aspirasi dari seluruh peserta yang seakan “tidak sabar” menginginkan ditetapkannya KGPAA Paku Alam VIII sebagai pahlawan, Untung Sukaryadi meminta agar bersabar untuk melalui segala proses yang ada. Birokrasi dan segala prosesnya harus dihormati dan dilakukan dengan tanpa ketergesaan. Penganugerahan gelar pahlawan memiliki misi yang penting, bukan sekedar penganugerahan gelar semata, tetapi untuk memberikan dokumentasi utuh tentang jasa para pahlawan bagi generasi selanjutnya. Khususnya, yang belum tahu tentang siapa KGPAA Paku Alam VIII.

“Marilah kita rasional, tidak emosional, karena agar apa yang kita karyakan ini menjadi monumental”, tandas Untung Sukaryadi. “Kalau emosional, maka cenderung menyimpang. Semua proses yang ada ini harus dibuat dan dilalui agar jangan sampai di kemudian hari akan ada pertanyaan, kritik ataupun sanggahan tentang akurasi penganugerahan pahlawan. Jangan sampai di kemudian hari digugat gelar kepahlawanannya.”(*)

Foto Kepala Dinas Sosial bersama dengan Tokoh-Tokoh Pendukung Penetapan Pengusulan KGPAA Paku Alam VIII sebagai Pahlawan Nasional

(Feriawan, Novian)

Seluruh dokumentasi foto, dan e-book berjudul “Sang Adipati: Testimoni dan Aspirasi Kepahlawanan” karya Untung Sukaryadi dan Haryadi Baskoro bisa didownload di link di bawah ini:

Dokumentasi foto: https://bit.ly/2ly5CWS
Ebook “Sang Adipati”: https://bit.ly/2lwwS81

61990cookie-checkSEMINAR REGIONAL PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL KGPAA PAKU ALAM VIII

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu − 3 = 1