SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

Restorasi Sosial Bersama Brigade Muda Jogja di Lava Bantal

(Last Updated On: 25 February 2020)

Pada Sabtu, 15 Februari 2020 bertempat di Objek Wisata Lava Bantal, Kalitirto, Berbah Sleman, Brigade Muda Jogja (BMJ) yang di ketuai oleh Adi Putra berkerjasama dengan Dinas Sosial DIY mengadakan Sarasehan Restorasi Sosial dan Pentas Seni Gerakan Bangga Penggunaan Aksara Jawa “Gerbang Praja”.


Pada kesempatan ini BMJ yang merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang budaya, sosial dan pertahanan keamanan diajak untuk merestorasi atau mengembalikan tatanan kehidupan sosial yang telah hilang atau luntur. Kepala Dinas Sosial DIY, Drs. Untung Sukaryadi, MM juga mengingatkan bahwa dalam kaitannya adanya Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta “Jangan bertanya kita dapat apa, tetapi kita harus mengisi dengan apa untuk keistimewaan Yogyakarta ini” BMJ sebagai relawan sejati diharapkan untuk menjadi garda terdepan dalam mengawal keistimewaan Yogyakarta, agar kehidupan Yogyakarta agar benar-benar njawani berani hidup “sithik edhing”.
Di tengah gerimis hujan tidak menyurutkan para anggota BMJ untuk mendengarkan Narasumber KPH Yudha Hadiningrat yang menceritakan Sejarah Keistimewaan Yogyakarta. KPH Yudha Hadiningrat menjelaskan mengapa Yogyakarta menjadi Daerah Istemewa diantaranya karena Sri Sultan HB IX menyerahkan tahtanya demi kebesaran Negara Indonesia dengan menyatakan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat bergabung dengan Republik Indonesia, selain itu diserahkan pula tanahnya sebagai ibu kota Indonesia, pada waktu itu. Lebih lanjut KPH Yudha Hadiningrat juga menceritakan bahwa Sri Sultan HB IX menyerahkan uang pribadinya untuk mengisi KAS negara yang masih kosong pada waktu itu atau dapat juga disebut sebagai “APBN” pertama yang digunakan untuk membiayai operasional negara Indonesia.


Selanjutnya pejabat perwakilan Kementerian Pertahanan DIY, Kolonel Czi Dedi Rusdianto, SE., MM mengingatkan pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai alat pemersatu negara kesatuan agar tidak mudah dipecah-pecah atau diadu domba, kita diajak untuk kembali pada jati diri bangsa. Pada kesempatan ini Kolonel Dedi juga mengingatkan untuk menaati peraturan-peraturan lokal maupun nasional serta mencitai dan menggunakan produk-produk lokal.
Narasumber yang terakhir ada KH. Imam Sabarno, mengingatkan pada generasi muda tidak alergi terhadap budaya, karena saat ini budaya jawa telah dipelajari oleh bangsa lain, dan jangan sampai suatu saat nanti justru kita yang belajar budaya jawa dari bangsa lain. (ntg*)

72310cookie-checkRestorasi Sosial Bersama Brigade Muda Jogja di Lava Bantal

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu + 25 = 30