SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

Puslitbangkesos Sosialisasikan Hasil Penelitian ~ Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam

(Last Updated On: 5 January 2013)

Yogyakarta – Guna menggali informasi sebagai bahan acuan dalam penyusunan sebuah model pemberdayaan sosial yang komprehensif dan simultan lintas sektoral, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbangkesos) Depsos RI, melaksanakan penelitian tentang kondisi sosial masyarakat dalam manajemen bencana. Penelitian ini dilaksanakan pada 2007 dengan mengambil lokasi secara purposive di 7 wilayah yang terkena bencana alam, yakni DIY, Jatim, Sumut, Sumbar, NTB, NTT dan Papua. Hasil penelitian ini, Senin (14/4), disosialisasikan di Aula Dinas Sosial Provinsi DIY, Jl. Janti Banguntapan Yogyakarta.

Hadir sebagai narasumber dari Puslitbangbangkesos Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejaheraan Sosial, Depsos RI, Ir. Hendriaty (Kasubid Program), Ir. Ruaida Murni (Peneliti) dan Maria Yosepha, S.Sos (Likayasa Peneliti). Kegiatan ini dihadiri segenap tamu undangan serta berbagai unsur terkait, antara lain dari Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam Provinsi DIY, TAGANA, PSAA Yogyakaerta, serta para Kepala Bidang dan Kepala Seksi di lingkungan Dinas Sosial Provinsi DIY. Diskusi dipandu secara langsung oleh Kepala Bidang Bina Program Dinsos Provinsi DIY, Dra Y. Sudanasrini.

Substansi yang menjadi pokok bahasan pada penelitian ini meliputi :

1.

Karakteristik wilayah :

a.

Tingkat ancaman bencana (hazard).

b.

Vulnerability dan capacity warga terhadap resiko bencana.

2.

Karakteristik keluarga dalam menghadapi bencana alam

a.

Penguasaan aset dan akses informasi.

b.

Kemampuan keluarga dalam berproduksi.

c.

Kemampuan keluarga dalam menempatkan posisi tawar menawar (bargaining position).

3.

Pelayanan yang diberikan :

a.

Pelayanan yang selama ini telah mereka terima.

b.

Model pelayanan yang mereka lakukan selama ini.

c.

Permasalahan dan potensi yang mereka miliki.

4.

Potensi dan sumber yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan keberdayaan keluarga.

5.

Faktor yang mempengaruhi realisasi pelayanan.

Sumber informasi penelitian digali dari unsur-unsur, yakni : (1) masyarakat (keluarga) korban bencana; (2) tokoh komunitas yang menangani bencana; (3) tokoh masyarakat setempat (agama, pemuda, wanita, pendidikan, adat); (4) Orsos/LSM; (5) Aparat Pemerintah Desa/Kelurahan; dan (6) aparat pemerintah dari instansi sektoral (Dinas Sosial). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, FGD (Diskusi Kelompok Terfokus) dan dokumentasi.

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian tersebut antara lain :

1.

Dalam menghadapi bencana alam setiap masyarakat (keluarga)  pada dasarnya mempunyai kekuatan (daya).

2.

Keberdayaan keluarga dalam menghadapi bencana alam di dapat dari pengalaman (proses belajar dari kejadian sebelumnya). Manusia mempelajari dan memahami gelaja alammelalui berbagai konsep yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungannya.

3.

Implementasi dari pemahaman terhadap gejala alam dimaksud adalah, setiap masyarakat telah mempelajari  beberapa tanda-tanda akan terjadinya bencana alam , khususnya banjir dan telah mempunyai strategi dalam penanggulangan bencana alam.

4.

Banyak lokasi yang dijadikan sebagai wilayah aman oleh masyarakat tidak sesuai dengan Posko dari beberapa lembaga yang mempunyai komitmen dalam penanggulangan bencana alam.

5.

Partisipasi masyarakat pada masa penyelamatan (tanggap darurat ) secara spontanitas relatif besar dan berpotensi untuk dikembangkan.

6.

Respon pemerintah daerah dan aparatnya dari instansi sektor dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat cukup tinggi.

Selanjutnya, dari beberepa kesimpulan tersebut, penelitian ini juga berhasil menelorkan beberapa rekomendasi yang sangat penting, yaitu :

1.

Penanggulangan bencana alam, pada dasarnya merupakan tanggung jawab segenap bangsa dan negara. Dalam kontek ini unsur-unsur dalam penanggulangan bencana harus mempunyainkesamaan persepsi tentang kebencanaan dan penanggulangannya serta kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungannya.

2.

Dalam kerangka penanggulangan bencana alam, sistem nilai masyarakat (kearifan lokal) baik sebagai alat deteksi dini bila akan terjadi bencana dan cara menghindarinya termasuk penentuan titik rawan dan titik aman untuk pengungsian agar dalam proses pelayanan dapat dilaksanakan secara optimal.

3.

Pelayanan yang diberikan kepada korban bencana tidak hanya sebatas darurat (rescue),pelayanan (services), pemulihan (recovery), pemberdayaan (empowerment) dan perlindungan (protection), tetapi perlu dilakukan pelayanan sosial pada tahap pra bencana. Pelayanan ini dimaksudkan

Mencegah terjadinya bencana yang lebih besar dan meminimalisir korban

Membangun kesiapan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana

Membangun koordinasi dalam penyelamatan korban bencana alam

4.

Pelayanan terhadap korban bencana yang dilayani oleh Direktorat Bencana Alam, perlu didukung oleh beberapa Direktorat yang mempunyai komitmen terhadap permasalahan keluarga, anak, pemberdayaan, cacat.

5.

Dari hasil penelitian ini juga telah disusun sebuah konsep model pemberdayaan keluarga.

 (Sumber : Seksi Data dan TI)

6840cookie-checkPuslitbangkesos Sosialisasikan Hasil Penelitian ~ Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu 24 − = 20