SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

Membangun Kedekatan Pada Proses Konseling dan Interaksi dengan Warga Binaan Sosial Gepeng

(Last Updated On: 30 July 2019)

Yogyakarta – Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor dengan konseli yang sedang mengalami masalah dalam upaya mengatasi problem kehidupannya secara face to face (berhadapan muka satu sama lain) atau kontak langsung. Tujuan umum dari konseling adalah untuk membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pelaksanaan layanan konseling bagian dari  proses rehabilitasi sosial untuk mengembangkan kompetensi konselor  pekerja sosial yang profesional, serta memperoleh daya nalar dalam melakukan penelaahaan, perumusan dan pemecahan masalah yang terkait dengan layanan bimbingan konseling. Sasaran program layanan konseling ini adalah Warga Binaan Sosial (WBS) Gepeng Balai RSBKL Yogyakarta.

Berdasarkan hasil konseling  yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama WBS gepeng adalah mental sosial yang belum bisa mandiri dan masih bergantung pada kehidupan jalanan dengan menggelandang, mengemis maupun memulung. Dengan adanya permasalahan tersebut, oleh karena itu diperlukan pendampingan dan juga konseling baik secara individu maupun secara kelompok guna meningkatkan kesadaran dan juga membangun mental mereka agar tidak tergantung lagi pada kehidupan jalanan, dari permasalahan mental sosial merupakan akar dari permaslahan yang dihadapi gepeng sehingga dibutuhkan pemecahannya adanya perubahan perilaku untuk mengubah pola pikir mereka dan menciptakan kondisi kondisi baru kearah yang lebih positif. Dalam pendekatan behavioral memiliki pandangan bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari. Proses belajar tingkah laku adalah melalui kematangan dan belajar. Selanjutnya tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru.

Pelaksanaan layanan konseling ini dilakukan dalam dua bentuk kegiatan konseling yaitu: konseling individu dan konseling kelompok.

  1. Konseling Individu; proses pemberian nasihat kepada orang lain (WBS) secara individual yang dilakukan dengan face to face atau dengan kontak langsung dan dalam pemilihan pemecahan masalah dikembalikan lagi ke WBS. Dalam proses konseling individu dibantu  dan melibatkan  mahasiswa PPL BKI  UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mahasiswa  mendampingi 3 (tiga) WBS WBS Gepeng. Tahapan konseling individu yang dilakukan yakni; pertama tahap awal (assesment atau perkenalan dan mengali permasalahan WBS), kedua tahap pertengahan (mengali permasalahan WBS lebih dalam dan memberikan perlakuan atas permasalahan WBS), ketiga tahap akhir (menentukan tindak lanjut dari permasalahan WBS dan melihat perkembangan WBS selama proses konseling berlangsung).
  • Konseling Kelompok; proses pemecahan masalah yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Di sana ada konselor dengan bebeberapa konseli disini terjadi hubungan konseling yang bersifat hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban; ada pengungkapan dan pemahaman masalah WBS, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Konseling kelompok terdiri dari 3 sampai 5 WBS Gepeng. Unsur-unsur yang harus ada dalam konseling kelompok ialah: Pertama tujuan konseling kelompok yang didukung oleh semua anggota kelompok ialah terpecahkannya masalah-masalah yang dialami oleh para anggota kelompok (WBS Gepeng). Kedua anggota kelompok ialah sesama WBS Gepeng yang mengikat kegiatan konseling kelompok. Ketiga pemimpinnya ialah konselor sebagai pemandu dan sebagai fasilitator. Keempat aturan yang diikuti ialah ketentuan berkenaan dengan pengembangan suasana interaksi yang akrab, hangat, permisif dan terbuka. Guna pelaksanaan layanan konseling kelompok ialah untuk melatih WBS Gepeng dalam berinteraksi dengan WBS Gepeng yang lain dan WBS Gepeng dapat mengungkapkan permasalahan yang dihadapi di depan orang banyak dan ikut serta membantu memecahkan masalah WBS Gepeng.

Secara khusus, tujuan konseling kelompok adalah agar  suasana menjadi lebih terbuka dan jujur terhadap dirinya sendiri dan orang lain, belajar mempoercayai diri sendiri dan orang lain. Berkembang untuk lebih menerima diri sendiri, belajar berkomunikasi dengan orang lain, belajar untuk ,lebih akrab dengan orang lain, dan meningkatkan kesadaran diri sehingga akan merasa lebih bebas dan tegas dalam memilih.        

Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam artian konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya. Dengan penguatan dari kelompok, konseling bias terdorong untuk melakukan eksplorasi potensi diri maupun kelemahanya. Konseling kelompok dapat menyediakan rasa aman yang dibutuhkan anggota kelompok untuk secara spontan dan bebas berinteraksi dan mengambil resiko sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk saling berbagi pengalaman dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa.

Konseling kelompok dapat memberikan individu berbagai macam pengalaman kelompok yang membantu mereka belajar berfungsi secara efektif, mengembangkan toleransi terhadap stress dan kecemasan, dan menemukan kepuasan bersama dalam bekerja dan hidup bersama orang lain.

Melalui konseling kelompok, dengan kontak kelompok membawa individu pada kesadaran diri bahwa ada cara pandang yang berbeda dengan dirinya sendiri, dan dinamika yang tercipta dalam kelompok dapat membawa seseorang mempertimbangkan persepsi lain dari dirinya. Ini terjadi dengan kesadaran yang tulus, yang difasilitasi oleh interaksi kelompok. Melalui interaksi dengan anggota kelompok, individu juga akan mengembangkan berbagai ketrampilan yang pada intinya meningkatkan kepercayaan diri, kepercayaan terhadap orang lain, dan bagaimana berfikir positif terhadap orang dan persoalan persoalan yang di hadapinya.1

dari dua proses layanan konseling individu dan konseling kelompok, masing-masing mahasiswa memberikan hasil assesment kepada Peksos guna sebagai bahan evaluasi perkembangan masing-masing WBS Gepeng.

Adapun tujuan dari bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi social konseling yaitu memiliki komitmen yang kuat dalam pendirian pribadinya untuk membentuk mental yang kuat, serta menanamkan nilai nilai religious untuk mengingat siapa yang maha sempurna.

  1. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
  2. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain
  3. Memiliki keutuhan dan pilihan secara sehat untuk kebaikan diri

Dengan adanya pemecahan permaslahan tersebut perlu dilakukan pendekatan behavioral dikenal juga dengan modifikasi perilaku yang dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku. Menurut Wolpe modifikasi perilaku adalah prinsip prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif. Kebiasaan kebiasaan yang tidak dilemahkan dan dihilangkan, perilaku adaptif ditimbulkan dan di kukuhkan ( Sukadji 1983, p) 2

Salah satu teknik dalam pendekatan behavioral yang dapat digunakan dalam modifikasi yaitu desensitisasi sistematis. Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioural yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan konseli dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan konseli untuk rileks. Hal ini sesuai dengan kondisi psikologi konseli yang memiliki kecemasan dan kekhawatiran terhadap pekerjaan, terutama berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari bekerja tidak sebanding dengan penghasilan mereka dari mengemis dan mengelandang.

Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negative dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik respon respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap.

Setelah melalui serangkaian proses baik konseling individu maupun konseling kelompok, hasil konseling yang dapat kami simpulkan yaitu sebagian besar mempunyai masalah kurangnya inovasi diri dalam meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidupnya. Mereka cenderung stagnan pada keadaan yang mereka tekuni secara pasrah. Usaha yang dilakyukan warga binaan cenderung seadanya dan tidak mau untuk berusaha lebih keras lagi. Mereka tidak mau meninggalkan zona nyaman dan takut bersaing dengan masyarakat.

Tujuan kegiatan ini yaitu WBS mampu mengaktualisasikan dan memanfaatkan potensi diri yang dimiliki sesuai kemampuan masing masing WBS. Mereka mau membuka diri dan mengubah pandangan mereka. Dengan demikian proses konseling yang dilaksanakan sudah dapat berjalan. Dan konseling behaviour menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk menangani gelandangan dan pengemis. Oleh karena itu konseling sangat diperlukan sebagai salah satu upaya pendampingan untuk mengubah persepsi baik dari segi mental maupun pola perilaku. Sehingga mengubah pola pikir ke arah positif.

     (Penyusun : Tim Peksos BRSBKL Sidomulyo)

57730cookie-checkMembangun Kedekatan Pada Proses Konseling dan Interaksi dengan Warga Binaan Sosial Gepeng

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu − 3 = 2