SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

DINAS SOSIAL DIY MELATIH 300 CALON SATRIYO DI 10 LOKASI SE-DIY

(Last Updated On: 24 February 2023)

Sahabat Tagana Junior Istimewa Yogyakarta (Satriyo) merupakan pengembangan program Tagana Masuk sekolah (TMS) dengan penguatan personal dalam membangun kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan Sekolah, yang diperuntukkan bagi siswa Sekolah Dasar dengan metode pengenalan jenis bencana dan upaya pengurangan resiko bencana, sehingga diharapkan mampu membentuk dan mengarahkan kesadaran siswa tentang bencana.

Sumber: Dokumentasi Dinas Sosial DIY

Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) memulai program pengurangan resiko bencana berbasis sekolah sejak tahun 2010, utamanya perhatian terhadap pengenalan pengurangan resiko bencana sejak usia dini atau usia anak-anak, berangkat dari kejadian di Kecamatan Dlingo adanya longsor yang berdampak pada meninggalnya salah satu siswa, kemudian menginisiasi terselenggaranya sosialisasi tentang kebencanaan di sekolah dengan nama Sekolah Siaga Bencana (SSB), kemudian program tersebut dalam Jambore Tagana di Palembang tahun 2013 diperkenalkan secara lebih luas dengan sebutan Tagana Goes to School (TGTS), terakhir di tahun 2019 Program Edukasi Kesiapsiagaan Masyarakat dalam penanggulangan bencana yang ditujukan kepada siswa sekolah ini disebut sebagai program Tagana Masuk Sekolah (TMS) oleh Kementerian Sosial, dengan keluarnya Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2019 dan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Mitigasi Kebencanaan pada SAHABAT Pendidikan melalui Program Tagana Masuk Sekolah (TMS). Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun Tagana ke-18 Tahun 2022 di Yogyakarta, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta merilis Program Sahabat Tagana Junior Istimewa Yogyakarta (Satriyo).

Inisiasi terbentuknya Satriyo ini sebagai langkah terpadu dan berkesinambungan untuk membangun kesiapsiagaan terhadap bencana, sekaligus sebagai langkah pengembangan Program Tagana Masuk Sekolah (TMS) sebagai upaya pengurangan resiko bencana melalui penguatan personal siswa dalam kemampuan melindungi diri.
Sebanyak 10 titik yang berada di Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sasaran dari pembentukan Satriyo, meliputi : Kota Yogyakarta (SDN Suryowijayan), Kabupaten Bantul (SDN 1 Kretek, SDN 1 Sanden, SDN Pucung), Kabupaten Kulon Progo (SDN Bugel, SDN 1 Samigaluh), Kabupaten Gunungkidul (SDN Pilangrejo), Kabupaten Sleman (SDN Jaten, SDN Umbulharjo 2, SDN Nganggrung). Lokasi yang dipilih merupakan wilayah yang terdapat Kampung Siaga Bencana (KSB) yang merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Waktu pelaksanaan pembentukan Satriyo untuk pertemuan pertama (Bulan Februari) dilaksanakan sehari untuk masing-masing lokasi pada tanggal 7 Februari hingga 15 Februari 2023, dengan penyuluhan dengan program TMS untuk seluruh siswa kelas 1-6 pada pagi hari, dilanjutkan pengenalan dan pelatihan bagi 30 siswa yang dipilih oleh sekolah untuk mengikuti program Satriyo. Pada pertemuan pertama (Bulan Februari 2023) pelatihan yang diberikan mencakup : Pengenalan Satriyo, Pemahaman tentang mitigasi bencana di lingkungan sekolah, Mandala diri (Proses pengenalan diri yang disampaikan melalui gambar), Pemetaan lingkungan sekolah dengan denah balok, Kesamaptaan berupa baris berbaris serta yel-yel. Adapun para instruktur merupakan para pengurus FK Tagana DIY, dan turut menyertai perwakilan dari Tagana wilayah dimana kegiatan pembentukan Satriyo ini dilaksanakan.

Sigit Alifianto, SE, MM selaku Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta pada saat meninjau langsung pelaksanaan pembentukan Satriyo tanggal 13 Februari 2023 di SDN Kretek yang berada di Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, mewakili Ibu Kepala Dinas Sosial DIY menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak sekolah yang telah bersinergi dalam membangun kesiapsiagaan di sekolah dengan progam Satriyo yang kegiatan ini dikandung maksud untuk mengenalkan siswa pengetahuan respon saat terjadi bencana dan mampu menyelamatkan diri secara mandiri, sekurang-kurangnya mampu mencari tempat berlindung sampai dirasa aman.

Secara terpisah Wahyu Hasanah, selaku Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) FK Tagana DIY, saat memberikan pembekalan kepada para instruktur Satriyo, menjelaskan bahwa Pelatihan, Orientasi dan Pembekalan bagi Satriyo mencakup 15 jam pelajaran (JPL), yang mana pada bulan Februari ini, dilaksanakan pertemuan pertama (total pelatihan 5 jam pelajaran) dengan satu jam pelajaran waktu yang dibutuhkan selama 35 menit. Untuk pelaksanaan pertemuan kedua dan ketiga, menunggu hasil konfirmasi dengan pihak sekolah terkait penyesuaian dengan agenda masing-masing sekolah, sekaligus kesiapan penganggaran dari Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta selaku penyelenggara.

Sumber: Dokumentasi Dinas Sosial DIY

Hal tersebut senada dengan Budi Utomo Musdewanto selaku tim penyusun Pedoman Pelaksanaan Satriyo, bahwa Satriyo nantinya akan menjadi Tim Siaga di Sekolah, untuk itu dalam memberikan pelatihan, orientasi, dan pembekalan kepada siswa, mengharapkan kepada para pihak yang terlibat dalam kegiatan pembentukan Satriyo, harus benar-benar memahami urutan/tahapan pelaksanaannya secara utuh hingga selesai pada pertemuan ketiga, karena program ini merupakan kaderisasi dan pengenalan lebih dini tentang Tagana dalam tugas penanggulangan bencana, utamanya bagi siswa adalah dalam hal upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana dan pemahaman tentang pengetahuan cara melindungi diri, cara meminta pertolongan, dan berkomuikasi dengan lingkungan saat terjadi bencana pada saat jam pelajaran di sekolah sedang berlangsung.

===================

AC

374170cookie-checkDINAS SOSIAL DIY MELATIH 300 CALON SATRIYO DI 10 LOKASI SE-DIY

Tentang penulis