SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI
(Last Updated On: 19 February 2020)

Yogyakarta (18/02/2020). Komunikasi, adalah semua yang kita tampilkan. Bicara, suara, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan semua yang kasat mata, dapat dilihat oleh orang lain. Itulah komunikasi. Oleh karena itu, kalaupun suara dan tutur kata yang bagus tidak menjamin bagi seorang penyampai informasi dapat berkomunikasi dengan efektif bila banyak hal yang lain terlupakan. Satu dari keseluruhan proses komunikasi yang efektif. Retorika, sebuah keterampilan berbicara yang baik perlu dilatih. Semua itu penting bagi penyuluh sosial, termasuk didalamnya adalah penyuluh sosial masyarakat (pensosmas).

Balai Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Ansk (BRSPA) unit Gunungkidul, kembali menjadi pilihan Dinas Sosial DIY untuk “nggulang ilmu” bagi pensosmas. Belajar menyuluh bareng dengan Penyuluh Sosial Masyarakat DIY. Selasa (18/02), sebanyak 30 an pensosmas DIY, unjuk kebolehan sebagai penyuluh. Bukan lomba pidato atau kontes bicara di depan umum, tapi proses belajar bersama berbicara yang efektif sebagai penyuluh sosial.

“Kegiatan ini adalah wujud dari keseriusan Seksi Penyuluhan Sosial, Dinas Sosial DIY dalam meningkatkan kapasitas para penyuluh dan penyuluh sosial masyarakat” demikian kata Budhi Wibowo, Kepala Seksi Penyuluhan Sosial Dinas Sosial DIY. “Tidak hanya sekali ini, tetapi akan kita lakukan hampir setiap bulan nantinya. APBD kita mencukupi untuk membiayai niat baik dalam rangka meningkatkan kemampuan para penyuluh kita”, imbuh Budhi.

Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul, Wijang Eka Aswarna, menyampaikan pesan kepada para peserta peningkatan kapasitas hari itu. Wijang berharap, para pensosmas juga mampu menyampaikan tentang budaya adiluhung Ngayogyakarta dalam setiap penyuluhan yang dilakukan. “Selipkan luhurnya budaya Ngayogyakarta dalam setiap penyuluhan yang kalian lakukan”, demikian kata Wijang.

Satu persatu pensosmas DIY, unjuk kebolehan melakukan penyuluhan. Satu persatu pula materi, gaya dan informasi tersampaikan. Adalah Prih Wardoyo, Koordinator lnstalasi Laboratorium Pekerjaan Sosial dan Media Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial DIY, mengamati semua yang menyampaikan penyuluhan. Lembar evaluasipun satu persatu terisi. Tidak kurang 5 orang pensosmas telah menyampaikan informasi. Gaya, metode, teknik yang berbeda-beda telah digunakan. Winarno misalnya, menyampaikan tentang pemanfaatan sampah. Dia mrnyampaikan dengan alat bantu berupa slide. Atau Lusi Wijayanti, memanfaatkan ice breaking untuk lebih memberikan semangat kepada peserta lain sebagai audien. Tidak hanya memperhatikan, tetapi tawa candapun pecah melengkapi. Bahkan suasana gempa juga dihadirkan. Eka Rochmawati, mencoba membawa suasana gempa sebagai simulasi. Dia menyampaikan materi penyuluhan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. Dengan kemampuan masing-masing setisp penyuluh berharap menyampaikan yang terbaik. Tetapi tetap berharap adanya evaluasi untuk penyempurnaan.

Evaluasi menyeluruh penampilan peserta dilakukan oleh Prih Wardoyo dan Budhi Wibowo. Tetapi tidak hanya itu, semua peserta ikut mrmberikan evaluasi. Demi memperoleh satu bentuk penyuluhan yang efektif semuanya dilakukan. Setidaknya ada sepuluh catatan penting hasil evaluasi. Pertama, pengetahuan penyuluh harus selalu diperbaharui. Kedua, dalam melakukan penyuluhsn harus memperhatikan 3 V (visual, verbal dan vokal). Ketiga, penggunaan media atau alat bantu, sebaiknya tidak menjadikan perhatian audien pindah ke media atau alat bantu. Penyuluh harus tetap bisa menjadi fokus utama. Keempat, dalam penerapan ice breaking, penyuluh harus bisa tegas, jelas dan etis. Kelima, penguasaan materi. Keenam, teknik intonasi bahasa. Ketujuh, komunikasi. Menggunakan semua media. Karena sebenarnya, komunikasi adalah keseluruhan yang ditampilkan. Kedelapan, sikap tubuh, tegap atau dalam hal tertentu perlu sedikit membungkuk untuk penghormatan ke audien. Kesembilan, sebisa mungkin munculkan pertanyaan yang interaktif dan Kesepuluh, perlu spesisialisasi atau penguasaan bidang tertentu.

Pada bagian akhir, Prih Wardoyo menyampaikan bahwa Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, memberikan kesempatan kepada para pensosmas untuk belajar lagi. Suasana belajar akan dikemas yang berbeda. Outbond, menjadi pilihan. Rencananya, akan digelar pada minggu pertama atau kedua di bulan Maret 2020. Harapannya adalah mampu memenuhi slogan penyemangat, bahwa Penyuluh sosial masyarakat…terdepan…terpercaya…yess! (wb).

Ditulis oleh : budhi wibowo, Kasi Penyuluhan Sosial.

72010cookie-checkBELAJAR MENYULUH BARENG PENSOSMAS DIY

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

1 thought on “BELAJAR MENYULUH BARENG PENSOSMAS DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu − 1 = 8