Gusti Prabukusumo Terpilih Kembali Menjadi Ketua IKPNI DIY 2025 – 2030
Yogyakarta – GBPH H. Prabukusumo, S.Psi salah seorang putera Pahlawan Nasional Indonesia Sultan Hamengku Buwowo IX secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) Koordinator Wilayah (Korwil) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpilih kembali menjadi Ketua IKPNI Korwil DIY masa bhakti 2025 – 2030. Dalam musda di ndalem Prabukusuman, Patehan, Kraton, Yogyakarta, Rabu (26/22025) itu, Gusti Prabukusumo yang sebelumnya juga menjabat Ketua IKPNI DIY dan kini menjadi ketua formatur penyusunan pengurus, segera menugaskan tim formatur untuk menyusun kepengurusan organisasi ini.
Dalam pelaksanaan Musda IKPNI Korwil DIY itu juga dilaksanakan Sarasehan Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 dengan narasumber Gusti Prabukusumo dan Ir H.M. Teguh Soedirman selaku putera Pahlawan Nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman. Bertindak sebagai moderator sarasehan adalah Hary Sutrasno, cucu Pahlawan Nasional Mr. Kasman Singodimedjo.
Menurut Ketua Panitia Suryo Putro, musda ini untuk menyusun pokok-pokok program kerja bidang organisasi, bidang pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, bidang komunikasi dan publikasi, bidang sosial, serta bidang pemuda dan organisasi. Semua pengurus adalah putera puteri Pahlawan Nasional di DIY. Hadir pada kesempatan ini keluarga para Pahlawan Nasional di DIY, yang mewakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY dan yang mewakili Kepala Dinas Sosial DIY.
Penasehat IKPNI Korwil DIY (2020-2025) Prof Dr Gunawan Budiyanto (dari keluarga Ki Bagus Hadikusumo) dalam sambutan pembukaan mengemukakan, ada teori cara menghancurkan sebuah bangsa, salah satunya adalah dengan memutuskan garis keturunan. Akibatnya, anak-anak muda tidak lagi paham siapa orang tua mereka serta sekaligus akan kehilangan jiwa kejuangan dan kepahlawanannya. Alhamdulilah, IKPNI dapat melawan hal itu. “Oleh karena itu, IKPNI agar tetap teguh menjaga garis keturunan yang mewariskan jiwa pejuang dan kepahlawanan,” kata dia.
Dalam sarasehan SO 1 Maret 1949, Ir. H.M. Teguh Soedirman mengemukakan, pada saat serangan umum itu TNI bersama para laskar, rakyat dan berbagai komponen bersatu padu, bahu membahu mengusir tentara kolonial Belanda dan dapat menguasai ibukota Yogyakarta meski hanya dalam waktu enam jam.
“Saat SO 1 Maret 1949 itu saya masih di dalam kandungan Ibu Soedirman. Namun berdasarkan cerita Ibunda, peristiwa bersejarah itu merupakan perwujudan nyata jiwa patriotisme yang berkobar-kobar dari semua komponan bangsa,” kata dia.
Gusti Prabukusumo mengemukakan tentang siapa inisiator SO 1 Maret 1949. Ada dua nama yang diketahui publik yakni Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol Suharto. Kedua nama ini tidak salah bila dikatakan sebagai inisiator.
“Hal sebenarnya, sebagaimana disampaikan Ayahanda Sultan kepada saya, informasi tentang peran Suharto itu merupakan strategi Hamengku Buwono IX. Tujuannya untuk tetap menjaga kedaulatan kraton Yogyakarta dan menghindarkan potensi kraton agar tidak menjadi sasaran penyerbuan tentara kolonial Belanda. Kenyataan waktu itu, kraton adalah tempat berlindung para pejuang dan komponen rakyat yang aman. Ngarso Dalem yakin, Belanda tidak akan berani menyerbu kraton,” kata dia.
Dalam kesempatan inj, Gusti Prabukusumo juga mengisahkan tentang kelanjutan kisah sukses SO 1 Maret 1949 yakni Hamengku Buwono IX memberikan dana jutaan gulden untuk pembelian sebuah gedung yang sangat indah dan bersejarah di Washington DC. Gedung itu kemudian dihibahkan kepada Pemerintah RI yang juga merupakan fasilitasi kembalinya Ibukota RI ke Jakarta. Kini, Gedung di Washington DC itu digunakan sebagai Kantor Perwakilan Republik Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Bernasnews.com dengan judul Gusti Prabukusumo Terpilih Kembali Menjadi Ketua IKPNI DIY 2025 – 2030, https://bernasnews.com/2025/03/01/gusti-prabukusumo-terpilih-kembali-menjadi-ketua-ikpni-diy-2025-2030/