SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

Peringati Hardiknas 2009, Dinsos gelar Sarasehan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan

(Last Updated On: 4 January 2013)

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2009, Dinas Sosial Provinsi DIY bekerjasama dengan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR Provinsi DIY menyelenggarakan Sarasehan Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial, Selasa (12/05) di Pendopo Tamansiwa Yogyakarta dengan mengambil tema Menelusuri Jejak Perjuangan Tokoh Pendidikan Nasional Ki Sarmidi Mangunsarkoro. Bertindak sebagai narasumber, Kepala Dinas Sosial Provinsi DIY (diwakili Kasi Kepahlawanan, Prasetyo BL, M.Si), Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DIY (diwakili Dra Tugini, Kabid. Dikmen), dan Ketua III Majelis Luhur Persatuan Tamansiwa, Ki Prof. Dr. Wuryadi. Peserta berasal dari berbagai latar belakang, meliputi pakar pendidikan, budayawan, sejarawan, lembaga pendidikan, instansi pemerintah serta para tokoh masyarakat. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiwa, Ki Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto.

Sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia Sarasehan, Ki. R. Bambang Widodo, S.Pd, acara ini selain dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial bagi generasi muda, juga dalam rangka menggali pendapat para pakar pendidikan, budayawan, sejarawan, serta tokoh masyarakat tentang perjuangan dan pengabdian Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam dunia pendidikan khususnya, dan kemasyarakatan pada umumnya untuk diusulkan kepada Pemerintah guna mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional.

Dijelaskan oleh Ki R. Bambang bahwa Ki Sarmidi bersama-sama Ki Hadjar Dewantara, hampir sepanjang hayat beliau curahkan pengabdiannya di dunia pendidikan. Beliau adalah orang dari Tamansiwa setelah Ki hadjar Dewantara, yang diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI pada Kabinet Hatta dan Halim tahun 1949-1950. Ki sarmidi mampu mengimplementasikan konsepsi-konsepsi Ki Hadjar tentang pendidikan nasional. Beliau berhasil menyusun dan memperjuangkan UU No 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Dasar-Dasar Pendidikan di Sekolah untuk menjadi UU Pendidikan Nasional pertama.

Sementara itu dalam sambutan tertulisnya, Ki Jenderal Tyasno Sudarto sekilas menerangkan tentang sejarah perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro semasa hidupnya. Ki sarmidi Mangunsarkoro mengawali perjuangannya sejak di bangku sekolah dengan mendirikan organisasi pemuda, kemudian sebagai aktivis Jong Java di Yogyakarta. Ki sarmidi mengutamakan kewajiban bela negara, sehingga sering menomorduakan hak dan kepentingan keluarga. “Sungguh besar jasa beliau dalam pengorbanan dan perjuangannya menggerakkan pemuda melawan penidasan penjajah saat itu, hingga sempat masuk penjara nasional” terangnya. Ditambahkan pula bahwa Ki Sarmidi sangat aktif dalam Konggres Pemuda hingga kemudian menjabat sebagai Pimpinan Partai Nasional Indonesia.

Menurut Ki Tyasno, Ki Sarmidi bukan sekedar guru maupun politikus, namun benar-benar seorang negarawan yang besar dan mulia jasa-jasanya bagi nusa dan bangsa. “Sepantasnyalah apabila Pemerintah mempertimbangkan penghargaan yang setimpal bagi beliau almarhum”, katanya. Kepada segenap generasi penerus, Ki Tyasno berharap dapat mengambil suri tauladan pengabdian Ki Sarmidi.
(Sumber: Subag Progr & Inf)

6240cookie-checkPeringati Hardiknas 2009, Dinsos gelar Sarasehan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu 30 − 23 =