SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

INVESTASI MASA DEPAN TENTUKAN ARAH BANGSA MENDATANG

(Last Updated On: 24 July 2019)

Selamat Hari Anak Nasional Tahun 2019

Dikutip dari Radar Jogja, tanggal 23 Juli 2019

INVESTASI MASA DEPAN

TENTUKAN ARAH BANGSA MENDATANG

Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli. Atau tepat hari ini selasa 23 Juli. Peringatan nasional dipusatkan di Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Sedangkan tema HAN 2019 kali ini adalah “ Peran Keluarga dalam Pelindungan Anak”

Dengan Slogan “Kita Anak Indonesia, Kita Gembira”, ujar Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi kemarin (22/7). Menurut Untung, anak gembira berarti anak tidak sakit. Ada unsur kecerdasan di dalamnya. Anak bisa belajar dengan riang, “Gembira adalah ekspresi lahir batin”, terang dia.

Terkait dengan peringatan HAN tingkat DIY, Untung menginformasikan akan dilaksanakan di TAHURA, Bunder, Playen, Gunungkidul pada Selasa, 30 Juli mendatang. Atau tepat seminggu setelah peringatan tingkat nasional.

Untung menegaskan, tema HAN 2019 untuk mengingatkan semua elemen bangsa. Kualitas pengasuhan dan keluarga sangat penting dalam upaya-upaya pelindungan anak. ini sejalan dengan tujuan Hari Anak Nasional memunculkan kepedulian semua pihak. Mewujudkan lingkungan berkualitas baik bagi anak. “Arti penting peningkatan kualitas anak melalui pola pengasuhan yang berkualitas,” katanya. Diingatkan anak menjadi harapan dan investasi bangsa Indonesia di masa depan. Kualitas anak-anak menentukan arah bangsa menjadi kuat atau lemah. Peringatan HAN dimaknai sebagai kepedulian terhadap perlindungan anak Indonesia. Kepentingaannya agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Juga mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak.

“Sehingga menghasilan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air jelas pria yang tinggal di Berbah ini.

Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat dapat bersama-sama berpastisipasi secara aktif meningkatkan kepedulian dalam menghormati, menghargai dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi.

Memastikan segala hal yang terbaik untuk anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, HAN harus dapat dijadikan momentum meningkatkan kepedulian semua warga bangsa. “Baik orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak lanjut dia.

Hingga 2018 jumlah anak Indonesia sebanyak 79,6 juta. Mereka diharapkan tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga menjadi generasi penerus yang berkualitas tinggi, Sejalan dengan itu, tema HAN 2019 berhubungan dengan pentingnya kualitas keluarga dalam perlindungan anak. Lewat momentum HAN 2019 ini diharapkan menggugah kesadaran pentingnya peran, tugas dan kewajiban memenuhi hak serta melindungi anak.

Di sisi lain, untung juga menginformasikan pengembangan layanan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) Yogyakarta. Layanan ini bertajuk POIN. Akronim dari Pojok Bermain. POIN ditujukan untuk anak-anak yang menjadi penerima manfaat. Anak-anak ini adalah mereka yang bersama ibu menjadi penerima manfaat di Wisma Bunda. Tujuan dari Pojok Bermain ini adalah sebagai proses rehabilitasi sosial bagi anak. Dunia anak adalah dunia bermain. Terutama dalam usia golden age (0 s.d 5 tahun). “Otak anak agar berkembang dengan optimal selain kebutuhan biologis yang baik, anak juga memerlukan stimulasi”, terang Untung. Stimulasi yang baik salah satunya melalui bermain. Selain memberikan stimulasi bermain bagi anak, pojok bermain juga menjadi sarana bagi ibu untuk mendampingi anak mereka bermain. Hasil yang didapat antara ketika anak bermain dengan orang tua mereka, akan berbeda ketika anak bermain sendiri. Anak yang bermain dengan orang tua akan menimbulkan kelekatan bersama ibu. Ibu menjalani proses rehabilitasi sosial sementara anak tetap mendapatkan lingkungan pengasuhan yang baik. Saat ini anak di BPRSW terdapat 10 anak balita, semua tinggal bersama ibu di Wisma bunda, lewat POIN dapat mempermudah proses rehabilitasi sosial karena mengurangi kejenuhan selama berada di BPRSW. “Ini sekaligus sebagai wahana pengisian waktu luang untuk anak dan ibu. Menyenangkan dan antusias melihat ekspresi penerima manfaat. Semua berharap permainan bagi anak dapat dikembangkan., “ ungkap birokrat yang mencetus Gerakan Bangga Penggunaan Aksara  Jawa (Gerbangpraja) ini.

57450cookie-checkINVESTASI MASA DEPAN TENTUKAN ARAH BANGSA MENDATANG

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu 53 − = 50