SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

Memperingati Hari Keluarga Nasional 2020 Pahami Lansia, Bahagia seluruh Keluarga Oleh: Heru Cahyo Romadhon, S.Tr.Sos Penyuluh Sosial Dinas Sosial DIY

(Last Updated On: 31 July 2020)

Indonesia memasuki negara aging society atau berpenduduk tua. Artinya, jumlah penduduk lanjut usia atau lansia mencapai lebih dari tujuh persen dari total jumlah penduduk. Fakta ini membuat lansia di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan kehidupan. Berdasarkan data dari Bappenas dan BPS, pada 2015 jumlah lansia atau orang yang berusia di atas 60 tahun tercatat sebanyak 8,5 persen. Pada 2020, jumlah lansia diprediksi bertambah menjadi 10 persen. Orang muda tentu berbeda dengan lansia yang sudah tak lagi mandiri atau bergantung dengan orang lain, tidak bisa melakukan aktivitas sendiri, membutuhkan pengasuh, kognisi dan fungsional yang menurun, masalah psikososial yang kompleks, dan memiliki multipel penyakit.

Stress pada usia lanjut merupakan hal atau konteks yang cukup sering terjadi, hal ini biasanya pada usia di atas 70an seseorang akan jauh lebih sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya, seperti hal yang berkaitan dengan suasana hati. Permasalahan psikis lansia dapat membuat penyakit mudah datang. Keadaan seperti tidak semua ekonomi lansia baik, tidak semua anak memperlakukan lansia dengan baik membuat lansia mengalami kondisi yg kurang menguntungkan dan menjadi stress. Merasa diabaikan dan dibuang juga merupakan salah satu penyebab lansia berpotensi terkena penyakit stress bahkan  depresi.

Menurut Prof. Siti Setiati, Dosen Geriatri di FKUI, masalah kesehatan pada lansia dapat dikategorikan dalam empat hal yaitu:

  1. Immunosencence, yaitu penurunan sistem imun pada sebagian lansia
  2. Multimorbiditas (memiliki banyak penyakit kronik degeneratif) seperti: hipertensi, diabetes, artritis, stroke, gagal ginjal, kanker, dll
  3. Malnutrisi, lansia cenderung memiliki penurunan nafsu makan, berkurangan sisem indera perasa dan penghirup, lambatnya pengosongan lambung.
  4. Sarkopenia dan frailty, penurunan massa, kekuatan, dan performa otot, jatuh, kekuatan genggam tangan, kecepatan berjalan, dan patah tulang. Frailty adalah keadaan klinis dimana terdapat kerentanan terhadap ketergantungan dan atau kematian apabila mengalami stressor.

Permasalahan-permasalahan tersebut harus dengan baik dipahami oleh keluarga dalam merawat lansia. Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengelola stress pada lansia adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan obat yang sesuai dengan rekomendasi dokter, namun obat adalah pilihan terakhir setelah memberikan nutrisi dengan pemenuhan makanan sehat dan seimbang bagi lansia.
  2. Olahraga yang rutin dapat mempengaruhi produksi dopamin yang memberikan rasa gembira bagi lansia, apalagi jika olahraga dilakukan dengan orang tersayang seperti pasangan, anak, atau cucu.
  3. Istirahat yang cukup, dengan aktif di siang hari dan tidur nyenyak di malam hari. Dengan istirahat yang cukup tentunya bisa memberi kemudahan untuk otak dan fikiran menjadi jauh lebih rileks, istirahat yang cukup juga dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar sehingga terhindar dari depresi.
  4. Komunikasi yang baik dengan keluarga dan tetangga. Komunikasi yang baik bisa membuat seseorang menjadi lebih nyaman dan juga terhindar dari berbagai penyakit, karena hal tersebut berkaitan dengan psikologi lansia.  Perasaan depresi muncul biasanya dikarenakan ketidakpedulian keluarga pada orang tua yang sudah lansia, sehingga menimbulkan rasa diacuhkan oleh anak. Dengan pendekatan dan komunikasi yang baik tentu akan sangat membantu para lansia yang terkena depresi.
  5. Terapi kerja bagi lansia, sebagai kegiatan mengisi waktu luang. Namun bukan kerja yang berprofit tetapi lebih pada pengisian waktu luang agar lansia terhindar depresi. Misal sepeti merawat tanaman, karena tanaman membuat suasana hati menjadi lebih gembira, apalagi jika melihat tanaman yang kita tanam tumbuh dengan subur, sehingga hal tersebut bisa dijadikan sebagai cara untuk mengatasi depresi pada lansia.

Keluarga Susi Pudjiastuti merupakan keluarga yang dapat dijadikan percontohan masyarakat Indonesia dalam memberikan perawatan lansia jangka panjang berbasis keluarga. Susi memaparkan bahwa kita harus menghadirkan mereka dalam kehidupan kita dengan baik, tanpa menjadikan mereka sebagai beban. When you dont have them, its big lose. Perlakukan mereka dengan baik, tidak perlu istimewa, tapi selalu ikut sertakan mereka dalam berbagai kegiatan keluarga dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Kita harus memahami bahwa fisik dan psikis lansia akan berubah yaitu menurun, itu yg harus kita sadari dan itu juga yang akan kita alami. Jaga mereka karena orang tua mereka sudah tidak ada, kita bersama wujudkan lansia yang tangguh dan bahagia. Perawatan lansia memerlukan pemahaman yang benar oleh keluarga dan dengan penetapan tujuan yang benar menggunakan metode serta modifikasi perawatan dan disertai dukungan yang cukup maka lansia akan dapat mencapai kualitas hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan harapan caregiver untuk perawatan lansia yang berkualitas.

Dr. Harry Hikmat selaku Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial  menjelaskan bahwa Kementerian sosial memiliki tiga UPT yang memberikan rehabilitasi sosial berbasis institusi bagi lansia yaitu Balai LU Budhi Darma, Balai LU Gau Mabaji, dan Loka LU Minaula. Kementerian sosial saat ini juga memeliki tiga program strategis dalam penanganan lansia, yaitu sebagai berikut:

76670cookie-checkMemperingati Hari Keluarga Nasional 2020 Pahami Lansia, Bahagia seluruh Keluarga Oleh: Heru Cahyo Romadhon, S.Tr.Sos Penyuluh Sosial Dinas Sosial DIY

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu − 4 = 5