SEMUA BENTUK PELAYANAN DI DINAS SOSIAL DIY TIDAK DIPUNGUT BIAYA-MEMBANTU MASYARAKAT ADALAH KEPUASAN KAMI

SARASEHAN GELAR BUDAYA LANSIA NASIONAL TAHUN 2018

(Last Updated On: 16 November 2018)

Yogyakarta (10/10/2018). Lanjut usia SUKSES = SETAMAN. Sehat, Senang, Taqwa, Terhormat, Mandiri dan Manfaat. “Jangan mati sebelum berbuah”. Sebaik baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam tema Gelar Budaya Lansia Nasional Tahun 2018 yaitu “Dengan Gelar Budaya Lansia Indonesia Bangkit”.

Rangkaian Gelar Budaya Lansia Nasional tahun 2018 memilih Jogja Istimewa sebagai tempatnya. Ini adalah gelar budaya pertama di Indonesia. Direncanakan akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 9 s.d. 11 Oktober 2018. Satu dari rangkaian acara adalah sarasehan.

Sarasehan dilaksanakan di gedung kebanggan Pemda DIY, Gedung Pracimasono. Berada di komplek perkantoran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Komplek perkantoran yang lebih dikenal dengan Kepatihan Yogyakarta.

Sebelum acara dimulai kelompok Hadroh Nissaul Ummah dari Kabupaten Sleman menyajikan shollawatan. Puji pujian dan serangkaian lagu menyemarakkan ruang sarasehan pagi ini. Antusias peserta sangat luar biasa. Ruang sarasehan penuh dengan tumpah ruah peserta. Informasi yang diperoleh redaksi bahwa peserta sejumlah 200 orang. Mereka terdiri dari GBLN, akademisi dan dari kabupaten / kota se DIY. Tidak kurang dari 200 peserta menjadi bagian suksesnya acara.

Selain peserta tersebut diatas sarasehan juga dihadiri tamu undangan dari Dinas dan Intansi serta institusi yang peduli tentang lanjut usia termasuk Direktur Rehabilitasi  Lanjut Usia Kenenterian Sisial RI. Mereka hadir atas undangan Ketua Umum Komisi Daetah Lanjut Usia DIY, Gusti Kanjeng Ratu Hemas.

Tampil sebagai pembicara sarasehan DR. dr. Probosuseno, Sp.PD, K.Ger, FINASIM, SE. Mengupas tuntas materi dengan judul “Menjuju Tua, Sehat, Mandiri dan Produktif”. Probo menyampaikan beberapa dengan gaya yang kocak. “Kamu adalah yang kamu makan”. Untuk jadi panjang umur salah satunya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang baik. Dalam kelakarnya Probo menyampaikan “jangan makan buah-buahan karena bisa mati. Maka makanlah buah yang beneran saja”. Kelakar ini langsung disambut tawa semua peserta sarasehan.

Kepala Dinas Sosial DIY, Drs. Untung Sukaryadi, MM memandu sarasehan sebagai moderator. Untung menyampaikan dalam prolog memandu acara bahwa tugas lanjut usia ada tiga : sebagai penjaga nilai, sebagai transformasi budaya dan sebagai penyangga pembangunan.

Pembicara berikutnya adalah Dwi Endah, MPH, Direktur Indonesia Ramah Lansia. Materi yang disampaikan adalah : “Menuju Indonesia Ramah Lansia”. Dwi menyampaikan beberapa hal antara lain “menjadi lanjut usia sehat, produktif dan bahagia adalah pilihan”. Dwi juga menyampaikan indikator Kota Ramah Lansia menurut WHO adalah : gedung dan ruang terbuka, transportasi, perumahan, partisipasi sosial, penghormatan dan keterlibatan sosial, partisipasi sipil dan pekerjaan, komunikadi dan infirmasi dan dukubgan masyarakat dan kesehatan.

Prosesi diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Lanjut Usia. Tampil kelompok paduan suara “BKM Maju Sejahtera” dari Desa Potorono, Banguntapan, Bantul.

Ketua panitia penyelenggara Sarasehan,  Drs. Suyanto menyampaikan dalam laporan penyelenggaraan bahwa tahun 2018 oleh Menteri Koordinasi Pembangunan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia dicanangkan sebagai tahun lanjut usia Indonesia bangkit.

Secara resmi sarasehan dibuka oleh Suripto, M.SI Ketua Komda Lansia DIY atas nama ketua umum Komda Lansia DIY. Suripto menyampaikan bahwa :  “sebelum diadakan sarasehan ini juga telah beberapa kali dibahas melalui temu regional komda lansia Jawa Bali serta Rapat Koordinasi lainnya. Sehingga beberapa kali pertemuan tersebut dapat dihimoun menjadi satu dan dapat dituangkan dalam “Deklarasi Yogyakarta”. Sebagai masukan petumusan dalam rangka perubahan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Jauhari Mustofa, M.Si menyampaikan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui doa khusuk seluruh peserta yang dipimpinnya. “Demi Nur cahaya Mu Yang Maha Cemerlang, sinarilah hati kami dan seluruh masyarakat kami dengan cahaya kebenaran”.

Sebaris permohonan dari insan yang lemah kepada Rabb yang maha segalanya. Kebenaran menjadi kekuatan untuk mewujudkan semuanya. Demikian pula dengan ikhtiar sarasehan ini. (WB).

38790cookie-checkSARASEHAN GELAR BUDAYA LANSIA NASIONAL TAHUN 2018

Tentang penulis

Pekerja Sosial di BRSPA DIY merangkap admin website

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jawab dulu + 36 = 41